MAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID.Jelang bulan Ramadhan Bank Indonesia Sulawesi Selatan membentuk Pesentren Enterpreneur yang dirangkum dalam wadah Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) di Sulawesi Selatan dan Papua.
Direktur BI Sulsel Endank Kurnia Saputra mengatakan Hebitren dibentuk untuk membina enterpreneur alias pengusaha yang bermukim di pesantren.
“BI hadir dengan tiga program utamanya antara lain bantu perkuat kelembagaan,bantu perkuat akses pasar agar usahanya lebih besar ,dan yang ketiga membantu menjajaki usaha-usaha yang berkaitan dengan keuangan misalnya memiliki Baitul Mal,”ujarnya
Dijelaskan sejak 2018 lalu BI sudah menjajaki hampir seluruh pesantren untuk membentuk usaha kecil dan membantu keuangan masyarakat pesantren yang berbasis halal.
“Saya kira sebagian pesantren sudah memiliki unit-unit usaha yang sudah mereka kelola sendiri misalnya di DDI Mangkoso ada usaha produksi air mineral kemasan dan As Sadiah Sengkang ada usaha pengelolaan sampah dan kemasan air juga .Jadi intinya kami ingin menciptakan pesantren enterpreneur alias santri-santri enterpreneurhip dimana sesama pesantren bisa saling mengirimkan produk di Sulawesi maupun Papua,”ungkapnya.
Setiap Pesantren bisa menjual produknya pada masyarakat dimana BI berperan membantu mereka dalam menjual produknya di tengah-tengah masyarakat
Atas dasar itulah BI membentuk pengurus Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) di Sulawesi dan Papua sekaligus pengukuhan pendirian koperasi sekunder Hebitren di Hotel The Rinra Makassar, Rabu (24/3/2021).
Diketahui Hebitren telah dibentuk sejak 2019 lalu.
Ketua Harian Hebitren Sulawesi Papua, KH Saparuddin Latif memaparkan pesantren adalah wadah pendidikan bagi santri untuk mendapatkan ilmu agama dan membentuk santri yang berakhlakul karimah sehingga perlu untuk menggerakan ekonomi berbasis pesantren.
“Kami yang ada dalam lingkup pesantren optimis BI dapat merangkul ekonomi pesantren untuk lebih kuat dengan adanya Hebitren ini.Kita saling menguatkan dalam menopang ekonomi dan keuangan syariah para santri dan pendidik agar tidak mudah goyah untuk digiring kesana kemari,”ujarnya.
Ia pun berharap dengan adanya Hebitren di wilayah Sulawesi dan Papua ini bukan sekadar mendorong ekonomi dan bisnis pesantren saja namun lebih fokus ke pembelajaran bagi para penghuni pesantren yang berakhlak.
“Jadi antara menopang kehidupan dunia dan akhirat mereka bisa sejalan dan seimbang artinya mereka berakhlak,berilmu dan bisa mencari uang sendiri kedepannya setelah keluar dari pesantren,”pungkasnya.(ninaannisa)