Search
Close this search box.

Retret Membangun dari Dalam Ruang Sunyi dan Hening

Catatan Renungan Malam

Oleh : Salim Majid ( Pemred Daulatrakyat.id)

Retret secara umum adalah kegiatan menarik diri dari rutinitas sehari-hari, baik secara individu maupun kelompok, untuk tujuan tertentu seperti perenungan spiritual, relaksasi, atau pemulihan. Kata “retret” sendiri berasal dari bahasa Latin “re-trahere” yang berarti “menarik kembali” atau “menyeret ke belakang”.

Hiruk – pikuk dunia kerap menjadi alasan untuk menarik diri dalam ruang keramaian menuju ruang sunyi yang penuh makna.

Ketengan jiwa menjadi point utama dalam menuju tujuan retret itu sendiri. Menyatukan energi positif istilah yang kerap didegungkan para pemangku kepentingan adalah menyamakan frekuensi. Penyatuan persepsi dalam merancang atau managemen organisasi untuk tujuan bersama dalam mewujudkan visi – misi Sang Pimpinan.

Retret tak segedar hura-hura atau happy ending. Sebab disana ada perenungan yang mendalam baik dalam konteks nilai-nilai spritual maupun dalam hubungan sosial dan hirarki antara pimpinan dan bawahan.

Dalam konteks spritual disebut muhasabah atau intropeksi diri untuk menemukan tentang tujuan hidup. Karena dunia kerja menuntut hasil dari setiap tahapan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Istilah trennya jangan melihat hasil tapi lihat prosesnya.

Dalam konteks inilah retret sering dikaitkan dengan praktik keagamaan, ada doa, meditasi, penjernihan batin, yang bertujuan untuk memperdalam iman dan hubungan dengan Tuhan.

Selain itu, retret juga dapat menjadi obat untuk memulihkan diri dari stres, kelelahan, atau trauma, baik secara fisik maupun mental.

Namun yang tak kalah penting retret dapat meningkatkan kualitas diri, baik meningkatkan keterampilan, mempererat hubungan, atau memperkuat karakter.

Ingat, Retret bisa dilakukan secara individu atau kelompok, kapan saja dalam bentuk yang berbeda.

Dalam konteks tasawuf disebut khalwat atau uslah menyendiri atau mengasingkan diri dari hiruk – pikuk dunia. Tujuannya untuk lebih bisa mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Karena diruang sepi dan hening seorang hamba lebih tenang dalam bermunajat kepada Tuhan.

Dengan demikian, menariknya Gubernur Sulbar Suhardi Duka menyebutnya retret sebagai simbol penyatuan semangat dan visi bersama.

Sejatinya pernyataan itu diharapkan mampu ditafsirkan dan di implementasikan oleh para peserta retret. Tidak hanya segedar slogan yang indah didengar ditelinga.

Sejatinya ada energi baru lahir dari hasil retret yang sungguh – sungguh membawa perubahan besar baik secara individu maupun kelompok. Terutama dalam diri pejabat itu sendiri.

Sebab membawa perahu besar bernama Sulbar butuh energi bersama dan semangat bersama. Energi itu lahir dari hasil retret itu sendiri.

Api unggung dan renungan malam menjadi perekat dan penyatuan energi baru. Karena energi baru muncul melalui proses perenungan, koreksi, evaluasi diri tuk berbenah menuju Sulbar yang lebih baik.

Dari sinilah dimulai perjalanan awal perahu Sulbar dalam mengarungi samudra menuju dermaga harapan.

Kendati diterjang badai gelombang perahu tak akan goyah karena sudah tertanam pondasi kuat bernama retret.(**)

……

Pegadaian

DPRD Kota Makassar.

355 SulSel

Infografis PilGub Sulbar

debat publik pilgub 2024

Ucapan selamat Walikota makassar

Pengumuman pendaftaran pilgub sulsel

Pilgub Sulsel 2024

https://dprd.makassar.go.id/
https://dprd.makassar.go.id/