MAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID.Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap bahwa industri pembiayaan nonkonvensional, khususnya pinjaman online (pinjol) atau fintech peer-to-peer (P2P) lending, mencatatkan total outstanding sebesar Rp77,02 triliun sepanjang 2024. Angka ini tumbuh 29,14% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, piutang pembiayaan perusahaan leasing meningkat 6,92% menjadi Rp503,43 triliun.
Pembiayaan produk buy now pay later (BNPL) yang dilakukan oleh perbankan dan perusahaan pembiayaan masing-masing tercatat sebesar Rp22,12 triliun dan Rp6,82 triliun, atau tumbuh masing-masing 43,76% dan 37,6%.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PITJK) 2025 yang digelar Selasa 11 Februari 2025, menyampaikan bahwa sektor keuangan Indonesia secara keseluruhan masih menunjukkan resiliensi dan pertumbuhan yang positif di tengah berbagai dinamika global. Ia menuturkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2024 mencapai 5,03%, didukung oleh sektor jasa keuangan yang tetap solid dengan permodalan yang kuat, likuiditas mencukupi, serta profil risiko yang terkelola dengan baik.
Sementara itu, berdasarkan data OJK, jumlah fintech P2P lending berizin hingga akhir Oktober 2024 tersisa 97 perusahaan setelah beberapa izin dicabut. Beberapa perusahaan pinjol berizin yang masih beroperasi antara lain Danamas, Amartha, Dompet Kilat, Boost, Tokomodal, Modalku, KTA Kilat, Kredit Pintar, Maucash, Finmas, KlikA2C, Akseleran, dan Ammana. OJK juga menetapkan aturan baru terkait batas maksimal manfaat ekonomi pinjaman daring mulai 1 Januari 2025.
