MAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID.Jujur saya mulai terasa lelah beribadah. Padahal baru tanggal 17 Ramadhan. Tiap hari makan malam selepas shalat magrib. Beberapa menit selesai makan, adzan isya berkumandang. Lanjut lagi ke masjid.
Tiba di rumah sekitar jam 21.00. Kalau ada jadwal ceramah tarawih, kadang makan malam sedikit saja. Kadang tidak sempat makan malam kalau jaraknya jauh.
Bagaimana caranya agar tetap semangat meskipun rasa lelah mendera? Dari diskusi dengan pak Syamsul, Wadir Sekolah Islam Athirah Bone, disimpulkan *ada 3 kunci yang dapat disingkat S3 yaitu sadar, syukur dan sabar*. Maksudnya dengan S3 bisa mencapai level tertinggi seperti halnya tingkat pendidikan formal hingga S3.
Pertama yaitu Sadar
Sadari dan yakini bahwa kelelahan yang dirasakan akan dibalas dengan pahala, ampunan dan surga oleh Allah jika tetap semangat hingga akhir. Mau masuk perguruan tinggi negeri idaman saja siswa SMA kelas 12 rela lelah belajar ikut bimbel intensif berbulan-bulan. Saat diumumkan lulus PTN idaman, rasa lelah terganti dengan bahagia.
Ibadah di bulan Ramadhan pun demikian. *Puncak kebahagiaan orang yang berpuasa yaitu saat kelak bertemu dengan Allah di surga*. Itulah sukses tertinggi orang beriman.
Agar kesadaran itu stabil dan tumbuh, maka iman perlu terus diasah dengan nutrisi ilmu agama. Dengarkan ceramah dan kajian yang membahas firman Allah dari Al Quran dan Sunnah.
Sadari juga bahwa puasa dan ibadah lainnya di bulan Ramadhan untuk *mentransformasi diri menjadi lebih baik secara lahir dan batin*. Itu semua butuh proses panjang dan melelahkan. Perhatikan bagaimana guci yang indah dibuat dari tanah liat.
Tanahnya dbanting-banting, dibentuk, dipanaskan. Lalu diamplas dan dicat. Perlu proses panjang sebelum menjadi guci yang indah.
Semula saat tanah liat diinjak. Jika ada di atas lantai akan disapu. Setelah jadi guci harganya mahal dan dipajang di tempat khusus. Dijaga agar tidak jatuh. Menjadi barang istimewa. Itulah buah dari penderitaannya. Demikian pula orang beriman dengan ibadah di bulan Ramadhan. *Jika berhasil meraih takwa akan menjadi manusia mulia dunia dan akhirat*.
Kedua yaitu *syukur*. Orang yang bersyukur selalu merasa beruntung. Melihat segala kondisi dari sisi positif. Jika terjatuh dan luka ia berkata “untung hanya luka tidak patah tulang”. Orang yang bersyukur dengan datangnya bulan Ramadhan juga akan merasa beruntung. Tidak semua orang diberi usia masuk Ramadhan. Banyak yang meninggal dunia sebelum bulan Ramadhan. Juga bersyukur tahun ini masih menikmati Ramadhan.
*Tidak ada jaminan tahun depan masih ada umur panjang*.
Ibnul Qayyim mengatakan jika orang yang telah mati diberi kesempatan hidup lagi maka mereka ingin hidup sehari saja di bulan Ramadhan. Mereka ingin beribadah semaksimal mungkin selama sehari itu karena telah melihat besarnya pahala dan manfaatnya di alam barzakh. *Kita bersyukur masih hidup di Ramadhan. Syukuri dengan gunakan semaksimal mungkin*.
Ketiga yaitu *sabar*. Berbekal sadar dan syukur akan tumbuh kesabaran untuk tetap menjalani ibadah Ramadhan dengan semangat yang menyala. Ciri sabar menurut Aa Gym yaitu *hadapi, hayati dan nikmati*. Siap menghadapi kondisi yang melelahkan. Mampu menghayati dan menghayati seluruh aktivitas yang dilakukan. Lelah yang nikmat karena penghayatan keimanan.
Mari tetap semangat menjalani hari-hari Ramadhan yang masih ada.
*Jadilah finalis Ramadhan, jangan gugur di tengah jalan*.
Ingat, pada 10 malam terakhir Allah siapkan malam lailatul qodar yang lebih baik dari 1000 bulan. Jangan lupa jaga kesehatan dengan nutrisi, istirahat dan olahraga yang cukup.
“Jangan lupa berdo’a kepada Allah agar diberi kekuatan lahir dan batin* untuk meraih lailatul qodar. Meraih pahala, ampunan, rahmat dan ridha Nya. Selamat berjuang. Tetap semangat. Ewako.
Makassar, 17 Ramadhan 1446 H