Ia memberikan contoh tentang prinsip Golden Circle Simonn Sinek yang berawal dari kata Why sebelum investasi dan kata how alias bagaimana caranya berivestasi dan kata What apa  yang harus dilakukan.

Adapun Investasi Asuransi Dana Darurat 20 persen misalnya bayar BPJS karena penting untuk kesehatan namun jangan ikut lagi asuransi yang laiin kalau tidakmau rugi yang penting sisahkan untuk ,kebutuhan hidup 40 persen dan umtuk bayar hutang 40 persen.

Ia menyarankan untuk berinvestasi tak harus seperti jaman dulu namun segera beralih ke pasar modal.

“Untuk memilih investasi yang cocok hendaknya kita harus sesuaikan anggaranj,angan memaksakan jika anggaran sedang tidak cukup kemudian ada self assesment alias evaliasi diri artinya  kalau kita tipe orang yang deg-degan, jangan pilih instrumen investasi yang liquid seperti Saham, Reksadana Saham, ETF, atau DIRE Lebih cocok di Obligasi, Sukuk, EBA, Emas atau lainnya.,”paparnya

Tentukan pula tujuan investasi kita “Starts With Why”. Jika tujuan investasinya butuh uang yang banyak, tentu harus mencari instrumen yang memberikan potensi return yang tinggi dalam jangka panjang.

Selanjunya para jurnalis diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan mempertanyakan hal-hal terkait pasar modal yang belum dipahami.

Salah satunya adalah bagaimana menumbuhkan minat perempuan sosialita untuk minat investasi dimana perempuan Indonesia dominan masih oercaya terhadap Investasi emas karena maindseat mereka emas lebih aman,mudah,efektif dan lebih efisien saat membutuhkan pencairan dana.

“Kita ada sekolah pasar modal dimana calon investor dapat mengikuti materi yang kami siapkan untuk para calon investor saham,”jawab Kiemas.(ninasss)