Luwu Utara, daulatrakyat.id, — UPT Pendidikan Kordinator Wilayah (Korwil) Kecamatan Malangke menggelar workshop bimbingan teknis (Bimtek) penguatan advokasi perubahan pembelajaran bagi Guru kelas I, II dan kepala sekolah jenjang TK/SD serta pengawas se-kecamatan Malangke, di aula Kantor UPT Korwil kecamatan Malangke, Senin (21/10)
Kegiatan tersebut dihadiri oleh para kepala sekolah dasar, guru kelas satu, kelas dua dan kepala sekolah TK, se-kecamatan Malangke. Turut hadir salah satu pembawa materi Muhammad, S.Pd.
Ketua K3S kecamatan Malangke Abdul Manaf, S. Pd, M. Pd, menjelaskan kegiatan ini dilaksanakan Bimtek penguatan tentang perubahan pembelajaran untuk siswa kelas satu dan kelas dua serta masa transisi dari PAUD ke sekolah dasar
“Diharapkan teman-teman guru khususnya kelas I dan II dalam mengajar itu betul-betul tidak ada lagi tidak menyenangkan, tidak ada lagi pembelajaran yang menitik beratkan pada Calistung, tetapi semua berbasis bermain, jadi anak-anak belajar sambil bermain ini khusus anak-anak kelas satu dan dua,”jelas Manaf
“Artinya juga mereka ini tidak lagi di berikan tes, seperti tes sumatif baik lisan maupun tertulis, memang ini sesuai dengan program dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka bahkan memang sudah seperti itu,”jelasnya
“Jadi diharapkan pula betul-betul anak datang ke sekolah merasa senang bermain dan mereka kembali dalam suasana senang khusus untuk kelas satu dan kelas dua,”sambungnya
Manaf menyebutkan, contohnya, kalau mereka mau belajar berhitung itu diambilkan gambar-gambar atau benda-benda yang mereka mainkan seperti kelereng, apel dan gula-gula. Itu yang mereka jadikan alat peraga serta media untuk bermain sambil belajar. Program ini mulai di laksanakan setelah Bimtek.
“Kalau untuk dampaknya anak-anak peserta didik ini sangat positif, karena memang usia anak-anak dari nol sampai delapan tahun itu memang masih dalam fase pondasi suasana bermain,”pungkasnya
Sementara itu Muhammad, S.Pd, menjelaskan, ini kegiatan bimtek advokasi penguatan perubahan pembelajaran di kelas awal atau transisi PAUD ke SD.
“Materinya terkait dengan mis konsepsi atau kesalahpahaman terkait kesiapan anak masuk SD, ada para paradigma atau cara berpikir yang perlu kita ubah salah satunya ada mis konsepsi atau pemahaman kalau mau masuk SD itu harus sudah calistung, artinya bisa membaca, menulis dan berhitung,”jelasnya
Menurutnya, kemampuan calistung itu tidak merupakan syarat masuk ke SD.
“Kemampuan calistung itu adalah sebagian kecil dari kemampuan-kemampuan dasar lainnya yang lebih penting untuk dikembangkan,”terangnya
Muhammad memaparkan, ada enam kemampuan pondasi, kemampuan dasar yang perlu dimiliki oleh peserta didik dari PAUD ke SD.
“Yang pertama terkait dengan kemampuan pemahaman terhadap nilai agama, dan Budi pekerti, yang kedua kecakapan dalam sosial dan bahasa, yang ketiga kematangan mengelola emosi, keempat pemaknaan terhadap sikap belajar yang positif, kelima terkait dengan keterampilan motorik dan perawatan diri dan yang keenam kemampuan dari segi kognitif,”paparnya
“Membaca menulis dan berhitung mungkin itu masuk dalam keterampilan motorik kemampuan dan juga kognitif,”tutupnya.(jal/akz/dr)