Luwu Utara, daulatrakyat.id — Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Utara, Made Sudana, menggagas sebuah aksi perubahan yang akan diimplementasikan di lingkungan kerjanya. Aksi perubahan tersebut dinamakan “Si Kuku Bima” yang merupakan akronim dari Solusi Keren untuk Kinerja Unggul Buddy System for ASN.
“Kinerja ASN ini merupakan aspek vital dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik,” kata Made Sudana, Senin (12/8/2024), di Masamba. Made mengatakan peningkatan kinerja aparatur masih memiliki banyak kendala, sehingga dibutuhkan solusi untuk mengatasi hal tersebut.
Beberapa kendala yang dimaksud Made Sudana adalah keterbatasan sumber daya, kurangnya program pelatihan terstruktur, serta minimnya kesempatan untuk saling bertukar pengalaman satu sama lain. “Ini yang membuat seringkali menghambat peningkatan kinerja ASN,” kata Plt. Kadis Pertanian ini.
Made mengungkapkan, tantangan yang dihadapi bukan hanya pada adanya keterbatasan sumber daya, tetapi juga kurang terbangunnya hubungan antarunit kerja, termasuk kurangnya kolaborasi antarrekan kerja, yang menyebabkan timbulnya faksi-faksi yang tidak produktif dalam mendukung pekerjaan.
“Tantangan lain yang dihadapi adalah kurangnya kerja sama antarunit kerja dan kolaborasi antarrekan kerja, yang mengakibatkan terjadinya silo-silo departemen yang menghambat efisiensi operasional itu sendiri,” ungkap mantan Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Tanalili ini.
Untuk itu, dengan berbagai persoalan yang dihadapi tersebut, maka ia pun menawarkan sebuah inovasi atau terobosan yang dapat mengatasi berbagai permasalahan, utamanya dalam upaya membangun kinerja ASN yang lebih baik dan beretika dalam lingkup Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Utara.
“Salah satu solusi yang kami identifikasi dalam rangka untuk mengatasi semua permasalahan ini adalah dengan mengimplementasikan sebuah aksi perubahan kami yang berjudul ‘Solusi Keren untuk Kinerja Unggul Buddy System For ASN’ atau kami beri nama dengan SI KUKU BIMA,” terang Made Sudana.
Aksi tersebut, kata dia, bertujuan untuk memfasilitasi terbangunnya kerja sama dan kolaborasi antara ASN yang berprestasi (buddy) dengan ASN yang membutuhkan bimbingan (buddy receiver), sehingga memungkinkan adanya pertukaran pengetahuan dan pengalaman, dan memperkuat jaringan kerja.
Lanjut Made mengatakan bahwa dengan adanya pemberian bimbingan langsung dari rekan kerja sendiri tersebut, maka aksi perubahan atau inovasi ini nantinya diharapkan dapat meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kolaborasi lintas unit kerja lingkup Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Utara.
“Program ini, juga menawarkan pendekatan yang inklusif berbasis kolaborasi yang memungkinkan ASN ini dapat saling mendukung, saling memberi serta saling menerima bimbingan, mengatasi kesenjangan pengetahuan dan keterampilan, serta memperkuat jaringan kerja yang inklusif,” jelas Made lagi.
Alasan lain memilih inovasi atau program ini adalah karena adanya pendekatan inklusif dan kolaboratif yang diharap bisa mengatasi tantangan yang dihadapi ASN Dinas Pertanian. “Program ini diharap dapat mendorong budaya kerja yang terbuka terhadap inovasi dan perubahan itu sendiri,” tandas Made.
Diketahui, buddy system yang ditawarkan Made Sudana adalah sebuah ikatan yang terhubung antara dua orang atau lebih. Di mana orang yang terlibat di dalamnya memastikan tanggung jawab satu sama lain bisa dijalani. Bisa dikatakan bahwa sistem ini sama-sama memberi keuntungan satu sama lain.
Sekadar diketahui, program atau inovasi yang ditawarkan Made Sudana ini adalah bagian implementasi dari aksi perubahan pada Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) yang tengah Made Sudana ikuti di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kemendagri Regional Makassar, Sulsel. (lhr/jal/dr)