Luwu Utara, daulatrakyat.id — Wakil Bupati Luwu Utara Suaib Mansur gotong royong bersama warga melakukan perbaikan tanggul yang jebol di titik bantaran sungai Desa Beringin Jaya. Sabtu, 27/07/2024
Gotong royong tersebut merupakan inisiasi pemerintah Daerah, bersama pemerintah Desa dan masyarakat. Perbaikan tanggul dilakukan dengan pemasangan patok kayu, disepanjang titik tanggul jebol.
Dalam gotong Royong ini Pemda Luwu Utara Menurunkan 1 unit alat berat eksapator.
Diketahui, jebolnya tanggul di Desa Beringin jaya tersebut menyebabkan air meluap hingga menggenangi 6 Desa, yakni Limbong Wara, Lembang Lembang, Mekar Sari Jaya, Beringin Jaya, Wara, dan Lawewe.
“Memang ada beberapa Desa yang terdampak jebolnya, pindahnya arus sungai rongkong. Kalau satu titik sungai rongkong yang jebol itu di tutup maka insya allah desa desa tadi yang terdampak itu bisa kita atasi”.Kata Suaib Mansur.
Suaib mengungkap Perbaikan tanggul ini menjadi perhatian. Upaya terus dilakukan oleh pemerintah. Salah satu konsep perbaikan tanggul saat ini adalah dengan pemasangan patok kayu dan jaring sebagai pengganti geo tekstil, dengan memanfaatkan pasir yang ada dibantaran sungai.
“tentu kita berharap agar masyarakat mampu bergotong royong penutupan tanggul atau sungai yang alirannya mengarah ke beberrapa desa tadi, dengan cara menutup aliran tersebut dengan pembuatan tanggul yang memanfaatkan pasir yang ada disungai dengan cara pompanisasi”,Ungkap Suaib.
Adapun teknis dan konsep pemasangan patok tersebut merupakan cara yang baik dan besar manfaatnya. Suaib memaparkan, secara teknis pembuatan patok kayu tersebut disamping bisa menahan tanggul juga pemanfaatan pasir langsung dari sungai bisa menormalisasikan sungai.
“Konsepnya sedimennya diangkat, kemudian ditempatkan di tanggul yang sudah dibuat tadi. Masyarakat melakukan patok kiri kanan yang diantara patok itulah yang dibatasi atau diberi jaring atau bahasa setempat disebut dari. Kemudian, itu yang diisi dengan pasir dari sungai yang diambil dengan cara di hisap dengan pompa. Selang pompa ini langsung mengarah ke patok kayu yang telah dipasangi dari, atau jaring. Fungsi pengisapan pasir dari sungai itu pertama untuk tanggul yang kedua untuk menormalkan aliran sungai. Jadi sungai di normalisasi, tanggulnya juga dibuat langsung dari sedimen yang ada di sungai”.Jelasnya.
Pembuatan tangggul sungai menggunakan patok kayu tersebut disebut panroso. Berdasarkan informasi panroso ini merupakan teknik kearifan lokal.
“Jadi ini nama nama kearifan lokal itu penting untuk kita, bahwa panroso itu adalah patok patok kayu, yang berfungsi untuk menahan tanggul yang akan dibuat.
Nah ini juga salah satu akan menjadi pilot projek untuk menyelesaikan tanggul tanggul yang jebol di sepanjang sungai. Baik itu baliase maupun sungai rongkong”,Jelasnya.(*)