Luwu Utara, daulatrakyat — Tingginya curah hujan saat ini membuat beberapa desa di kecamatan Malangke, kabupaten Luwu Utara, di landa banjir.
Desa tersebut yakni, desa Petta Landung, desa Giri Kusuma, desa Pattimang dan desa Malangke
Banjir terjadi akibat jebolnya tanggul di desa Mario, kecamatan Baebunta. Banjir ini sangat meresahkan warga, karena banjir membuat lumpuh aktivitas para petani.
Seperti halnya yang dialami warga desa Giri Kusuma, kecamatan Malangke. Kegiatan warga desa Giri Kusuma kini lumpuh total, para warga hanya pasrah melihat kondisi yang mereka alami
Kepala desa Giri Kusuma Syamsinar mengungkapkan, dalam dua hari tidak hujan air hanya setinggi mata kaki, setelah hujan ketinggian air naik mencapai 70 cm
“Jadi dalam dua hari tidak hujan air hanya sampai mata kaki, datang lagi hujan terendam lagi sampai ketinggian capai 70 cm, kondisi rumah warga sampai saat masih terendam tetapi warga tidak mau tinggalkan rumahnya,”ungkap, Syamsinar, Kamis (30/05)
Kini aktivitas warga desa Giri Kusuma lumpuh total, penduduk desa Giri sekitar 70% hanya bertani atau berkebun. Lahan – lahan perkebunan mereka kini sudah terendam air dan tidak bisa dikelola lagi.
“Sungai yang meluap adalah sungai Baliase dan sungai masamba. Pemerintah sudah berupaya untuk melakukan penutupan tanggul tapi tidak bisa karena air masih tinggi,”ujarnya
Ia menyebutkan sudah tiga bulan banjir melanda desanya. Warga berharap, bagaimana upaya pemerintah mengatasi banjir ini agar masyarakat bisa beraktivitas kembali
“Ada warga buah sawitnya itu yang biasa panen sampai tujuh ton sekarang sisa tinggal 3 ton yang diambil , karena manami buahnya busuk terendam dan tidak bisa dimuat,”terangnya
Ia menuturkan, ada juga sudah tanam jagung, sudah melakukan pemupukan terakhir tiba-tiba datang banjir, akhirnya tidak bisa dipanen.
“Bukan main modalnya tanam jagung dalam satu petani sampai Rp. 10juta, , na tidak ada bisa di panen sama sekali, mana lagi sawitnya sudah tidak bisa di panen, karena sudah jalan tiga bulan wilayah kami dilanda banjir, kalau ditaksir kerugian yang alami warga saya selama banjir melanda wilayah kami sudah sampai ratusan juta rupiah,”tuturnya
“Yang lebih membahayakan ini biasa buaya naik diatas badan jalan aspal beton. Ini kasian warga sudah banyak bonyok kaki ya diserang kutu air,”pungkasnya.(jal/dr)