
Luwu Utara, daulatrakyat.id — Berdasarkan hasil Pengendalian Bappelitbangda Luwu Utara terhadap seluruh program dan kegiatan RKPD sebagai penjabaran dari RPJMD 2021-2026, Kinerja Output dan Outcome Pemerintah Daerah Luwu Utara selama 3 tahun terakhir telah mencapai 98,63%, Dan Kinerja Sasaran telah mencapai 96,47%, sehingga totalitas kinerja Pemerintah Daerah Luwu Utara telah mencapai 97,51%.
Sementara Kinerja Pembangunan Daerah terhadap periode pertama RPJMD yang masuk Kategori Kinerja Sedang berada pada kisaran 3,53%, Kategori Tinggi sekitar 9,75% dan Kategori Sangat Tinggi telah mencapai 75,46%, sehingga total kinerja RPJMD Periode pertama telah mencapai 89,24%.
“Kita tidak bisa lagi pungkiri dan sangkali bahwa Kinerja Luwu Utara 3 tahun terakhir dibawah kendali Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani betul-betul Luar Biasa. Dalam kondisi apapun, termasuk kondisi kita saat ini yang tidak dalam kondisi baik-baik saja, kinerja Bupati Luwu Utara justru melejit dan tidak main-main pencapaiannya, bahkan pada pencapaian indikator kinerja daerah tersulit pun untuk ditingkatkan, Luwu Utara mampu mencapainya dengan peningkatan yang mencengangkan,”ungkap Kepala Bappelikbangda Luwu Utara Haji Aspar saat ditemui belum lama ini
Haji Aspar menuturkan, baru-baru ini, telah kita ketahui bersama bahwa untuk pertama kalinya Luwu Utara keluar dari sona daerah termiskin di Sulawesi Selatan, sejak Luwu Utara menyandang predikat sebagai daerah otonom tahun 1999. Angka Kemiskinan yang diperoleh selama ini hanya berkutat pada kisaran 18%, 16% dan 14%, namun di tahun 2023 ini Angka Kemiskinan Luwu Utara untuk pertama kalinya mencapai 12,66%.
“Baru-baru ini BPS Luwu Utara kembali merilis Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan untuk tiga tahun terakhir, dan Alhamdulillah Luwu Utara masuk sebagai salah satu daerah dengan TPT terendah di Sulawesi Selatan. Di mana pada tahun 2021, TPT Luwu Utara berada pada kisaran 3,91%, setahun kemudian TPT Luwu Utara kembali menurun hingga menyentuh angka 2,81% dan pada tahun ini 2023 TPT Luwu Utara kembali mengalami perbaikan hingga berada pada level terendah di angka 2,63%,”tuturnya
“Penurunan ini merupakan salah satu bentuk perbaikan angka-angka indikator tersulit bagi pemerintah daerah, apalagi dalam kondisi sesulit seperti 3 tahun terakhir ini, namun bagi Luwu Utara justru tidak mengalami kesulitan untuk mendongkrak pencapaian indikator-indikator pembangunan daerah tersebut lewat penetapan dan penerapan program kegiatan yang tepat sasaran walau dengan anggaran yang sangat pelit dan terbatas,”terangnya
Selain itu menurutnya, Indikator pembangunan daerah yang ikut meningkat 3 tahun terakhir adalah IPM Luwu Utara yang juga sekaligus sebagai indikator tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. Pada tahun 2020 IPM Luwu Utara berada pada kisaran 69,57 point, pada tahun 2021 meningkat menjadi 70,02 Point dan pada tahun 2022 telah mencapai 70,51 point dan telah masuk Kategori Tinggi.
“Dan komponen indikator tak Bebas IPM yang paling menonjol dalam mendukung peningkatan IPM tersebut adalah dari Daya Beli (PPP) yang setiap tahunnya meningkat secara signifikan yaitu dari Rp 11.562.000 tahun 2020, naik menjadi Rp. 11.736.000 tahun 2021 dan menjadi Rp. 12.105.000 per orang per tahun. Sementara dorongan dari pemerintah daerah dalam peningkatan pendapatan daerah juga telah ditindak lanjuti dengan SK Bupati terkait dengan Satgas Peningkatan PAD bagi daerah Luwu Utara secara berkelanjutan,”bebernya
Selanjutnya masih kata dia, adalah dari indeks kesehatan yang didukung oleh indikator bebas Angka Harapan Hidup (AHH) yaitu Jumlah Pernikahan Anak yang terus menurun setiap tahunnya, di mana pada tahun 2021 Jumlah Pernikahan Anak sebanyak 53 turun menjadi 50 pada tahun 2022 dan pada tahun 2023 kembali turun hingga tersisa 29 perkawinan.
“Dan khusus untuk indeks pendidikan, telah ditetapkan tim penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) melalui SK Bupati terkait dengan Anak Tidak Sekolah di Luwu Utara yang tersebar di semua desa dan targetnya akan tuntas pada tahun 2024.”jelasnya
Lebih lanjut Aspar mengatakan, sementara dari kinerja Makro Ekonomi yang dilihat dari pertumbuhan ekonomi Luwu Utara mengalami koreksi positif setiap tahunnya, yang juga menandai adanya perbaikan ekonomi pasca bencana banjir yang melanda Luwu Utara tahun 2020. Sehingga kalau kita merujuk pada baseline pertumbuhan ekonomi Luwu Utara yang mencapai -0,73 pada tahun 2021 dan pada tahun 2022 kembali naik secara signifikan hingga menyentuh angka 5,09%. Dengan perbaikan disekitar ekonomi makro tersebut pendapatan rill bagi pelaku ekonomi di Luwu Utara Juga meningkat setiap tahunnya. Sebut saja pada tahun 2020 PDRB perkapita mencapai 55,68 juta, selanjutnya tahun 2021 meningkat hingga 59,65 juta dan pada tahun 2022 terus melejit hingga mencapai 65,59 juta per kapita per tahun.
“Tidak hanya sampai disitu, prestasi Luwu Utara juga terukir dengan baik pada kesejahteraan petani yang diukur denga Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) yang juga setiap tahunnya mengalami peningkatan. Dengan melihat kondisi NTUP bulan Maret yang sama setiap tahunnya, kita bisa mengetahui pencapaian NTUP yang juga setiap tahunnya mengalami peningkatan. Dengan melihat kondisi NTUP bulan Maret yang sama setiap tahunnya, kita bisa mengetahui pencapaian NTUP tahun 2021 sebesar 98,82 poin menjadi 100,71 poin tahun 2022 dan meningkat menjadi 106,39 poin tahun 2023. Peningkatan ini menunjukkan adanya perbaikan kesejahteraan petani di Luwu Utara setiap tahunnya.”kata Mantan Sekwan inj
Ia juga mengungkapkan, Program dan kegiatan tepat sasaran apa saja yang telah dilaksanakan Pemerintahan Kabupaten dibawah kendali Ibu Indah Putri Indriani sebagai Wanita Tangguh yang menahkodai Luwu Utara selama Lima tahun sebagai Wakil Bupati dan Delapan Tahun sebagai Bupati. Terkait dengan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, Pemerintah Daerah telah menggelontorkan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi non-makanan berupa bedah rumah melalui program BSPS sebanyak 6092 Rumah , bantuan H-ALS (Jamban Keluarga) untuk rumah tangga miskin yang telah mencapai 1679 Unit dan bantuan air bersih melalui program SPAM yang hingga saat ini telah mengairi 5893 Rumah dengan panjang saluran 128.189 meter. Selain program SPAM, PDAM juga akan berpartisipasi dalam pemenuhan kebutuhan air bersih bagi rumah tangga miskin di Luwu Utara hingga tahun 2024. Sementara itu, untuk kebutuhan listrik, PLN telah dan akan berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan listrik bagi rumah tangga miskin. Sehingga dengan pemenuhan fasilitas perumahan dan seluruh komponen rumah tangga miskin tersebut dan pemenuhan terhadap kebutuhan pengeluaran dari aspek makanan (pangan) berupa BLT, PKH, BPNT, PIP, BPJS dan seterusnya dari Pemerintahan dapat mendorong peningkatan nilai rumah tangga miskin tersebut di atas garis kemiskinan
“Selain itu, juga ada program dan kegiatan penunjang peningkatan pendapatan, pengurangan pengangguran dan pengendalian inflasi, berupa pembangunan jalan dalam kota untuk keindahan, kenyamanan dan keselamatan, juga pembangunan jalan diluar kota sebagai akses menuju ke daerah terpencil, terluar dan terisolir. Termasuk kesentra-sentra ekonomi untuk pengurangan biaya antara atau bIaya produksi bagi petani dan industri, juga dalam mendukung kawasan ekonomi cepat tumbuh. Dan masih banyak lagi program kegiatan yang mendukung pencapaian indikator kinerja Makro Ekonomi dan Sosial Budaya di Luwu Utara,”pungkasnya. (ha/jal/dr)