MAKASSAR.DR Bank Indonesia Sulawesi Selatan merilis perekonomian provinsi Sulawesi Selatan Periode Mei 2020 “Menjaga Kinerja Perekonomian Sulsel Ditengah Pandemi COVID-19 perekonomian Sulsel pada triwulan 1 2020 mengalami pertumbuhan terendah dalam satu dekade.
Tercatat pertumbuhan ekonomi Sulsel triwulan 1 2020 sebesar 3,07% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan IV 201 9 yang mencapai 6,48% (yoy).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan Bambang Kusmiarso menjelaskan pandemi COVID-19 menyebabkan sendi-sendi perekonomian Sulsel mengalami pelemahan kinerja seiring penurunan permintaan yang terjadi secara luas dan dalam waktu yang relatif cepat.
Imbas penyebaran COVlD-19 terutama dirasakan pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, serta penyediaan akomodasi dan makan minum.
“Konsumsi swasta melambat akibat keterbatasan kinerja konsumsi rumah tangga ditengah pandemi COVlD-19 dan kontraksi pada komponen LNPRT seiring penundaan Pilkada serentak. Respon pelaku ekonomi yang cenderung wait and see selama pandemi COVlD-19 juga menjadi kendala dalam kinerja investasi,”jelas Bambang.
Lanjut ia memaparkan permintaan yang terbatas akibat COVID-19 menyebabkan kinerja net ekspor mengalami kontraksi.
Ditengah upaya dalam menghadapi COVlD-19, inflasi yang terkendali menjadi salah satu harapan dalam menjaga daya beli masyarakat dan menopang pemulihan perekonomian ke depan.
Tekanan inflasi Sulsel pada triwulan 1 2020 masih berada dalam rentang sasaran inflasi 3+1 %. Tekanan inflasi pada triwulan 1 2020 terutama terjadi pada kelompok vo/ati/e foods dipicu keterbatasan pasokan bawang putih dan gula pasir. Pada triwulan 1 2020,
Stabilitas sistem keuangan di wilayah Sulsel masih terjaga. Penghimpunan dana pihak ketiga secara umum masih tumbuh 3,7% (yoy) meski melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,5% (yoy).
Penyaluran kredit juga terpantau tumbuh melambat, menjadi 3,7% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,2% (yoy), perlambatan khususnya terjadi pada penyaluran kredit rumah tangga.
“Kondisi perlambatan kinerja perbankan juga terlihat di sektor UMKM.Pengaruh COVlD-19 diperkirakan masih menahan kinerja ekonomi Sulsel pada triwulan II 2020,”tambahnya
Adapun lapangan usaha kata dia yang terdampak penyebaran pandemi pada triwulan 1 2020 diperkirakan akan mengalami perlambatan yang lebih dalam.
Perekonomian Sulsel diperkirakan mulai mengalami perbaikan pada triwulan III 2020 yang didorong oleh meningkatnya konsumsi swasta dan kinerja investasi.
BI optimis pemulihan perekonomian secara bertahap dapat terjadi dengan dukungan konsistensi kebijakan pemerintah.
“Saya pemulihan ekonomi dapat segera teratasi jika ada konsistensi kebijakan pemerintah dalam penanganan COVlD-19 dan peningkatan pemahaman masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan dalam kegiatan keseharian,”pungkas Bambang.
Adapun Laporan Perekonomian versi lengkap dapat diunduh melalui website resmi Bank Indonesia pada tautan:
https://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regionaI/sulseI/Default.aspx.(ninaannisa)