Luwu Utara, daulatrakyat.id — Banyak cara dan terobosan yang dilakukan untuk mengakselerasi percepatan penurunan stunting. Stunting, termasuk kemiskinan ekstrem, menjadi prioritas utama pemerintah di semua level untuk mewujudkan percepatan penurunan prevalensi stunting di angka 14%, dan zero kemiskinan ekstrem di 2024 mendatang.
Tak sampai setahun, upaya pencapaian dari target tersebut perlu dibuktikan melalui inovasi dan terobosan-terobosan lainnya. Pemerintah pun terus menggenjot hal itu. Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfo-SP) Kabupaten Luwu Utara juga tak tinggal diam untuk membantu mengakselerasi pencapaian target tersebut.
Pada rapat internal Bidang Humas dan IKP belum lama ini, Kepala Diskominfo Luwu Utara, Nursalim Ramli, menekankan perlunya keterlibatan semua entitas di bidang tersebut dengan potensi yang dimiliki. Salah satu yang menjadi penekanan dia adalah penguatan di sektor radio untuk membantu penyebarluasan informasi kampanye cegah stunting.
“Saya minta teman-teman di radio untuk lebih maksimal dalam penyebarluasan informasi yang terkait dengan pencegahan stunting dan kemiskinan ekstrem. Masyarakat perlu mendapatkan edukasi dan pemahaman melalui media radio. Untuk itu, segera agendakan wawancara khusus Kepala Perangkat Daerah terkait,” tegas mantan Kepala BKPSDM ini.
Tak hanya itu, perangkat daerah lainnya perlu juga diundang untuk wawancara khusus. Di mana pembahasannya seputar upaya PD bersangkutan dalam mengintervensi pencegahan stunting dan zero kemiskinan ekstrem dalam setiap program di masing-masing PD. “Tolong maksimalkan ini. Jangan lupa buat narasi standar untuk disiarkan setiap hari,” tegasnya.
Ia menambahkan, saat ini yang dibutuhkan adalah langkah konkrit, praktek nyata dan kepastian eksekusi dari semua hal yang didiskusikan, khususnya terkait dengan penyebarluasan informasi seputar stunting dan kemiskinan ekstrem, tanpa melupakan yang lainnya.
“Kita tak boleh terlalu banyak berteori. Kurangi diskusi, perbanyak eksekusi. Rapat yang kita lakukan ini hanya sekadar penguatan saja. Jadi, kita butuh eksekusi. Salah satu yang membuat kita tidak maju-maju adalah karena kita terlalu banyak berteori. Teori dan diskusi penting, tetapi jauh lebih penting memperbanyak praktek dan eksekusi,” tandasnya. (lh/jal/dr)