MAKASSAR.DAULATRAKYAT.Kendati bermunculan merek luar negeri,3 Second siap bersaing dari segi bahan dan model dengan tetap mengedepankan karya lokal anak bangsa serta berkolaborasi dengan beberapa merek luar.
Penanggung Jawab Tokoh 3 Second Pengayoman Hari Sudrajat menyebutkan pertama kali buka di Cirebon Jawa Barat tahun 1996 sampai sekarang sukses meraup pelanggan.
3 Second sendiri menaungi beberapa merek baju antara lain 3second kids,hanna azizah,famo, moutley dan 3second toddler dan saat ini brand premium lokal tersebut juga telah resmi berkolaborasi dengan beberapa merek luar antara lain 3second,greenligt,fmc,capital,3second x danjio ,3second x RRQ,
” 3second merupakan brand lama kami yang kualitasnya masih nomor satu disegment lokal brand dan kami juga siap bersaing dengan merek luar,”aku Hari.
Kendati demikian Lebaran tahun ini sejumlah pengusaha retail merasakan penurunan penjualan termasuk 3second atas dasar itulah management 3second melakukan kolaborasi dengan perusahaan clothing lainnya guna meningkatkan market share mereka selain tak ingin retail Indonesia didominasi merek luar negeri.
“Kami dari management 3Second siap bersaing baik dari segi model maupun kualitas bahan yang tak kalah kerennya dengan merek luar negeri yang sudah mulai buka outlet sendiri,”kata Hari.
Diketahui di daerah Jawa saat ini,salah satu brand luar yakni Uniqlo sudah mulai buka store diluar Mall otomatis jadi pesaing bagi brand clothing lokal yang sudah lebih dulu mengejar market di luar Mall.
3Second juga giat menggelar promo diskon hingga 50 persen disemua brand.
Hari juga mengeluhkan jika trend penjualan 3second mengalami penurunan dibanding tahun-tahun kemarin saat memasuki 2023 ini ditambah isu resesi.
“Saya kira gara -gara isu resesi itu yah penyebabnya tentunya menakutkan bagi sebagian masyarakat,takut kekurangan tahun ini makanya uangnya disimpan saja mungkin yah mbak,”ucapnya kepada Disway Senin (8/5/2023) di 3 Second Pengayoman.
Seperti diketahui Kebutuhan akan baju baru di momen lebaran tahun ini pun mengalami penurunan.Masyarakat terindikasi hanya berinvestasi sebagai salah satu upaya untuk mengatasi krisis ekonomi jika resesi benar-benar terjadi.