Banjarmasin.daulatrakyat.id- Malam mulai menyelimuti kota Banjarmasin, ketika kaki ini mulai menyentuh Bandar Udara Syamsudin Noor.
Gemerlap lampu mulai menyirami tubuh saat memasuki areal bandara Syamsudin Noor. Terlihat areal bandar begitu luas.
Sepertinya bandara Syamsudin Noor tergolong baru. Letaknyapun di kota Banjar Baru. Wilayah pengembangan kota Banjarmasin.
Tak salah jika pusat pemerintahan Kalsel digeser ke Banjar Baru. Satu kota baru yang lumayan jauh dari kota Banjarmasin. Kurang lebih 30 KM untuk sampai di Kota Banjarmasin.
Keluar dari Bandara Syamsudin Noor, Rombongan PWI Sulbar mulai menyusuri jalan mulus. Meski gelap sepanjang jalan keluar areal Bandara, tetapi masih terlihat hutan – hutan disisi kiri – kanan.
Tiga mobil LO membawa rombongan PWI Sulbar menembus gerimis yang mulai turun. Rasa laparpun mulai terasa.
Rombongan akhirnya mampir disalah satu warung lamongan di pinggir jalan bersama Kadis Kominfo Provinsi Sulbar Safarudin.
Perjalan yang kurang lebih 1 jam menuju kota Banjarmasin. Dengan jalam yang lurus, sang sopir bisa memacu kendaraannya diatas 80 km perjam.
Malam yang mulai larut hanya terlihat warkop – warkop yang masih buka. Rombongan PWI Sulbar tiba di sebuah hotel yang lumayan refresentativ cukup merebahkan tubuh setelah penerbangan dari Mamuju – Banjarmasin.
Pagi mulai tiba, Kota yang jadi gerbang ibu kota baru RI ini diguyur hujan deras. Awan hitam menyelimuti kota.
Untung ada warung nasi kuning disamping Hotel dan ngopi mulai mengganjal perut dan membasahi keronggongan. Asap rokok mengepul diubun – ubun dan meliuk – liuk di atas kepala.
Hujan di luar sana masih turun dan mendung masih terlihat.(*)