Mamuju.daulatrakyat.id- Provinsi Sulawesi Barat merupakan daerah rawan bencana alam. Jika dilihat banyaknya bencana yang terjadi di wilayah Sulbar menjadi perhatian serius.
Misalnya, kesiapsiagaan yang lebih optimal ditengah keterbatasan yang dimiliki Pemerintah Provinsi.
Hal tersebut diungkapkan Penjabat Gubernur Sulbar Akmal Malik saat menggelar rapat bersama BPBD, PU dan Balai wilayah Sulbar.
Pemprov juga mengundang pihak Pemkab, seperti Majene, Mamuju, Mamuju Tengah, Mamasa dan Polman. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi, sekaligus mengevaluasi seluruh proses penanganan bencana alam di Sulbar.
“Kita tentu berduka dengan kejadian ini,”:ujar Akmal Malik.
Menurutnya, Sulbar adalah supermaket bencana, jika melihat kondisi geografis. Semua ada disini, gempa ada, banjir ada, longsor ada, sehingga perlu langkah partisipatif terkait penanganan yang dilakukan.
Akmal menilai, langkah pemetaan terhadap titik-titik rawan terjadi bencana, yang harus dilakukan semua daerah.
Seperti gerakan bersama, untuk melakukan penanaman tanaman vetiver.
Menanam vetiver, sebut Akmal adalah salah satu upaya untuk antisipasi terjadinya longsor dan banjir. “Yang penting juga data dan peta,” ujarnya.
Akmal menambahkan, bahwa yang tak kalah pentingnya adalah membangun kesadaran masyarakat, tentang pentingnya menjaga kondisi hutan yang ada.
Tinjau Dua Desa Pasca Banjir
Memasuki hari ke 3 pasca banjir bandang di Kalukku, Mamuju, Penjabat Gubernur Sulbar Akmal Malik meninjau dua Desa yaitu Desa Pammulukang dan Desa Sondoang.
Di Desa tersebut menjadi titik fokus karena adanya jembatan yang terputus di dusun Pammulukang Timur.
Jembatan itu menghubungkan lima dusun di Desa Pammulukang yaitu Wedango, Bettebgbatu, Tatora, Pondokan dan Rumbia Apo.
Sementara di Sondoang, akses penghubung Mamuju-Mamasa itu sempat tertimbun longsor. Kondisi saat ini sudah dapat diakses.
Penanganann dan perbaikan secepat mungkin adalah yang utama, khususnya wilayah yang menjadi penyebab terjadinya banjir dan longsor di dua desa itu.
Akmal Malik pun memerintahkan kepada Dinas PUPR berkoordinasi dengan pihak Balai Wilayah Sungai untuk melakukan pemetaan penyebab banjir di Desa Pammulukang.
“Dibutuhkan alat berat namun terlebih dahulu naikkan drone, kita petakan dulu untuk membuka jalan sehingga distribusi bantuan logistik dapat lancar,” ujar Akmal Malik , Jumat 14 Oktober 2022
” Masyarakat diminta bersabar atas musibah yang terjadi.
Musibah ini tidak bisa kita duga. Kita ingin ada langkah konfrehensif,” ujarnya
Karena itu, Ia berharap agar 6 kabupaten di Sulbar wajib memiliki satu mobil dapur umum dan ekskavator guna mengantisipasi bencana.
Yang terpenting, menurutnya adalah kordinasi antara pihak balai sungai dan Pemda harus diperkuat. Kedepan harus lebih siap lagi.(Lim/dr)