SINJAI.DAULATRAKYAT.Id.Angka kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat. Pada 2020, dari 52 persen angka kematian di seluruh dunia akibat penyakit tidak menular, yang terbanyak disebabkan oleh penyakit jantung. Kata dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Fahmi Ahmad dikutip dari CNN Indonesia.
Pada 2021 saja hampir 10 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat penyakit jantung. Angka ini belum termasuk angka di 2021. WHO bahkan memprediksi pada 2030 mendatang orang yang meninggal akibat penyakit jantung bisa menyentuh angka 50 juta per tahunnya.
Saat ini secara keseluruhan 216 juta orang terpapar Covid-19. Sebanyak 45 juta orang meninggal dunia. Korban yang meninggal ini juga kebanyakan tak murni hanya karena terpapar Covid-19.
Di antara mereka banyak yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan, salah satunya penyakit jantung.Penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman dunia dan merupakan penyakit yang berperan utama sebagai penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2020, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun.Setidaknya, 15 dari 1000 orang, atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung.
Melihat kondisi tersebut, Yayasan Hadji Kalla Melalui Bidang Humanity & Environment, menginisiasi Program Pendidikan Pelatih Klub Senam Jantung Sehat angkatan keemoat, di Gedung Wisma Hawai, Jl. Persatuan Raya No.161, Biringere, Kec. Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, pada 26 September 2022.
Program ini adalah salah satu program unggulan dari bidang Kemanusiaan dan Lingkungan, Yayasan Hadji Kalla dalam rangka pencegahan penyakit jantung di Sulawesi Selatan.
Pada dasarnya, senam jantung sehat adalah senam yang dapat membuat detak jantung lebih cepat dan tubuh lebih berkeringat. Peran utama senam jantung sehat adalah meningkatkan fungsi jantung, memperkuat otot jantung, dan meningkatkan aliran oksigen ke seluruh tubuh.
Tak hanya itu, senam jantung sehat juga dapat dimanfaatkan untuk menjaga berat badan ideal, mencegah kerusakan pembuluh darah, serta menurunkan kolesterol, gula darah, dan tekanan darah sehingga mengurangi risiko serangan jantung dan stroke.
Pelatihan ini bekerja sama dengan Yayasan Jantung Indonesia sebagai implementor program. Ahli gizi serta akademisi dalam bidang terkait juga dilibatkan dalam program ini dengan tujuan untuk memberikan dasar keilmuan yang tepat untuk para peserta.
Hal tersebut diharapkan dapat memperbesar kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga jantung dengan pola hidup sehat dan olahraga rutin.
Deliah Djafar, Selaku Pengurus dari Yayasan Jantung Indonesia, Provinsi Sulsel yang hadir langsung di Sinjai menerangkan bahwa kerjasama yang dilakukan dengan Yayasan Hadji Kalla diharapkan menjadi jembatan bagi semua pihak terkait untuk meningkatkan kesadaran akan pola hidup yang sehat, dengan senam jantung rutin yang dilakukan oleh setiap warga, maka akan tercipta lingkungan yang sehat dan terhindar dari berbagai penyakit termasuk serangan jantung”, tandasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Sinjai, dr. Emmy Kartahara Malik, membuka hadir dan secara resmi membua kegiatan ini. Sebanyak 30 peserta angkatan ketiga dalam program ini semuanya berasal dari 9 wilayah kecamatan di Kabupaten Sinjai dan ditargetkan untuk bisa menciptakan klub senam jantung di 30 titik di Kabupaten Sinjai yang melakukan senam rutin dalam rangka menjaga pola hidup yang sehat dengan olahraga teratur.
“Kami memberikan apresiasi kami kepada Yayasan Hadji Kalla yang telah memberikan kesempatan para peserta ini untuk belajar di sini, sebuah langkah yang luar biasa karena Yayasan Hadji Kalla menjadi yang terdepan dalam isu-isu kesehatan seperti kesehatan jantung. Jadi semoga lewat kegiatan ini, maka kita juga bisa membantu pemerintah dari sisi pembangunan kesehatan yang tepat di mana dana pemerintah yang tadinya banyak digunakan untuk hal-hal yang sifatnya kuratif seperti pembangunan infrastruktur, malah bisa kita gunakan untuk hal-hal yang sifatnya preventif seperti ini, yang tentu hasilnya akan sangat besar pengaruhnya pada masyarakat. Kita juga berharap kegiatan ini akan bisa semakin besar untuk bisa menjangkau semua kabupaten kota hingga desa-desa yang ada di seluruh Sulawesi Selatan”, jelas dr. Emmy.
Sementara itu, Jumadi, Officer Program Bidang Kemanusiaan dan Lingkungan Yayasan Hadji Kalla, menyampaikan bahwa para peserta dalam program ini diharapkan bisa menjadi yang terdepan dalam mengedukasi masyarakat tentang pola hidup sehat dengan olahraga.
“Kedepannya kita juga harapkan dampak jangka panjang dari program ini akan dapat berkontribusi pada penurunan resiko dari kerentanan masyarakat yang terkena penyakit jantung”. Pungkasnya
Indriani, salah seorang peserta menyampaikan bahwa Ia senang karena bisa menjadi salah satu calon pelatih klub senam jantung dari Program Yayasan Hadji Kalla ini. Ia mengaku mendapatkan banyak ilmu tentang pola hidup sehat yang baik dan benar agar terhindar dari resiko penyakit jantung.
“Saya juga berterima kasih kepada pihak Yayasan Kalla dan Yayasan Jantung karena telah melaksanakan program pendidikan pelatih senam jantung hari ini. Harapan saya, bahwa kegiatan-kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut sehingga masyarakat semakin sadar akan pentingnya hidup sehat agar terhindar dari penyakit jantung”, jelasnya.
Untuk memastikan bahwa program ini bisa berjalan dengan baik dan maksimal, Yayasan Hadji Kalla akan melakukan evaluasi program bersama dengan Yayasan Jantung Indonesia dalam beberapa bulan kedepan setelah klub senam jantung sehat mulai terbentuk di wilayah masing-masing peserta.
(Br)