Polman.daulatrakyat.id- Provinsi Sulawesi Barat telah memasuki usianya yang ke 18. Sayangnya belum juga ada terbentuk Pemerintahan kota ( Pemkot).
Wacana terbentuknya kota di Provinsi ke 33 di Indonesia ini, justru datang dari para intelektual, pemerhati, politikus dari Polman. Wacana tersebut makin kuat menggelinding, Kota Wonomulyo menjadi pilihan yang urgen untuk segera diperjuangkan.
Keseriusan itu terlihat pada saat diskusi di salah satu cafe di Wonomulyo, para inisiator pembentukan Kota Wonomulyo, ada nama anggota legislator Sulbar dari Partai Gerindra Syahrir Hamdani, Syamsuddin Indris ( Fungsionaris PDI.P), Dr Agusnia Hasan Sulur( Asisten 1 Pemkab Polman), Iksan Sahabuddin ( Penggiat Sosial), Muliyadi Prayitno ( aktivis ), Usman Rauf ( Konsultan), Syahid( Pemerhati Sosial).
Seperti apa kelayakan Wonomulyo untuk menjadi sebuah kota?
Menurut Syahrir Hamdani, ada 4 point catatan penting menuju sebuah kota. Pertama, aspek potensi ekonomi dan sosial dipandang memenuhi persyaratan, sebab Wonomulyo diketahui sebagai pusat kegiatan ekonomi paling tinggi di Kabupaten Polman. Namun demikian tetap perlu kajian mendalam dan komprehensif.
Kedua, Luas wilayah untuk sebuah kota juga memungkinkan, hanya memungkinkan penambahan kecamatan dua kecamatan yaitu, Wonomulyo dan Bumiayu.
Ketiga, diperlukan gerakan massif ke masyarakat untuk mengetahui keinginan masyarakat bahwa untuk menjadi kota memang merupakan harapan dan aspirasi masyarakat.
Keempat, secara regulasi membolehkan sebuah provinsi memiliki dua kota. Seperti Wonomulyo yang memiliki kelayakan lebih dibanding wilayah lain di Sulbar untuk dibentuk menjadi kota.
Pembentukan Kota Wonomulyo , sebut Syahrir Sudah sering diwacanakan tapi belum terorganisir, belum ada kelompok kerja.
” Mudah – mudahan dalam waktu yang tidak lama para tokoh – tokoh perindu Kota Wonomulyo bisa kembali kumpul untuk bicara lebih serius,” kata politisi Gerindra ini.
Wacana tersebut diperkuat oleh Makmun Mustafa yang juga politisi Gerindra.
Ide ini, menurutnya berangkat dari pertemuan – pertemuan beberapa kawan – kawan yang memiliki kepedulian tentang pentingnya merespon sebuah kemajuan wilayah yang secara ekonomi berpotensi untuk mengatur wilayahnya sendiri.
” Jika kita amati, Wonomulyo memiliki alasan historis untuk didorong menjadi Kota. Dan melihat potensi SDA serta Ekonomi, Wonomulyo sangat siap,” ujarnya.
Jauh sebelum Sulbar terbentuk, ujar Makmun Wonomulyo menjadi kekuatan yang menggerakkan ekonomi bagi wilayah – wilayah lain di Sulbar.
“Dan bisa kita lihat banyaknya pelaku ekonomi yang berekspansi ke wilayah lain di Sulbar bahkan ke Palopo Sulsel,” ujar Makmun.
Dukungan juga datang dari Usman Rauf yang juga konsultan yang bermukim di Jakarta. Wacana itu, kata Usman Rauf sudah lama di gaungkan, hanya saja waktu itu daya tariknya belum kuat.
Namun, Usman Rauf optimis jika melihat perkembangan dan perputaran ekonomi masyarakat yang begitu pesat, maka Wonomulyo sudah pantas diperjuangkan untuk menjadi Kota.
“Wonomulyo saat ini menjadi central up of aktivity ekonomi masyarakat Sulbar. Sudah cukup matang,” sebut Usman Rauf.
Selanjutnya, ujar Usman Rauf akan melaksanakan lokakarya untuk mengkaji urgensitasnya, imbas dan strategi pengembangannya ke depan Kota Wonomulyo.
Lokakarya ini, menurutnya diharapkan dapat melahirkan rekomendasi-rekomendasi untuk mendorong Wonomulyo sebagai Kota Ekonomi.
Ditengah mengalirnya wacana pembentukan Kota Wonomulyo, salah satu politisi PDI.P Sulbar SYAMSUDDIN IDRIS makin optimis akan segera terealisasi Wonomulyo menjadi kota.
Kesepakatan itu, kata Syamsuddin Idris sudah terbangun untuk diperjuangkan bersama Kabupaten Balanipa.
” Jadi sudah layaklah dilihat dari berbagai aspek misalnya, PAD, luas wilayah, jumlah penduduk dll,” pungkasnya.(Lim/dr)