Luwu Utara, daulatrakyat.id — Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandia (Diskominfi SP) Kabupaten Luwu Utara siap mengambil peran dalam mendukung dan menyukseskan pelaksanaan penyusunan Roadmap atau Peta Jalan Kakao Lestari dan Skenario Kakao Berkelanjuta di Luwu Utara.
Pernyataan dukungan ini disampaikan Kepala Diskominfo Luwu Utara, Arief R. Palallo, pada Rapat Pembahasan Sistem Monitoring dan Evaluasi (Monev) tentang Peta Jalan Kakao Lestari dan Skenario Kakao Berkelanjutan.
“Pada prinsipnya, kami siap dan segera menyiapkan dukungan infrastruktur-nya agar program ini bisa berjalan maksimal,” kata Arief dalam rapat yang juga dihadiri Bappelitbangda, ICRAF Indonesia, MARS, serta Incorporated dan Rainforest Alliance-UTZ tersebut.
Arief berharap, dengan adanya platform digital Sistem Monev akan memudahkan dalam penyusunan Roadmap atau Peta Jalan Kakao Berkelanjutan. “Semoga peluang itu ada untuk menjalankan suatu kendaraan sistem informasi kakao berkelanjutan,” tutur Arief.
Kendati demikian, Sistem Monev dalam rangka mendukung Peta Jalan Kakao Berkelanjutan, ini tidak akan berjalan maksimal tanpa didukung oleh penyiapan aplikasi, bandwidth, dan data. “Ini juga sangat dibutuhkan, seperti dukungan aplikasi, bandwidth dan data,” jelasnya.
Dikatakannya, Peta Jalan Kakao Berkelanjutan ini harus memiliki perencanaan dokumen yang matang serta yang paling penting adalah dapat dieksekusi. “Untuk apa menetapkan peta jalan, tapi tidak bisa dieksekusi atau tidak bisa dilaksanakan,” imbuhnya.
“Jangan sampai kita bikin platformnya, tetapi tidak bisa dieksekusi, baik anggaran maupun pelaksanaannya di lapangan,” tandas dia.
Sementara Fera Juhana dari Green Growth Planning and Policy Specialist ICRAF Indonesia, menyambut baik kesiapan Diskominfo dalam menyiapkan satu instrument atau piranti Sistem Monev dalam upaya mendukung Roadmap Kakao Berkelanjutan.
“Proses ini sudah melewati setengah perjalanan. Mungkin hari ini adalah bagian dari upaya kita bersama untuk terus mnyelesaikan perencanaan ini. Jangan sampai apa yang sudah kita buat bersama selama ini menjadi, terhenti begitu saja,” kata Feri.
Untuk itu, ia berharap kepada seluruh stakeholder agar dapat bertransformasi dan mengawal penyusunan Roadmap Kakao Berkelanjutan di Luwu Utara, sehingga Pemerintah Daerah dapat mengimplementasikan apa yang sudah direncanakan dengan matang.
“Memang haras ada satu instrument untuk memastikan apa yang dilaksanakan ini nantinya bisa termonitor dengan jelas. Kalau tidak ada alat monitor, agak susah mengetahui sejauhmana efektivitas dari apa yang sudah kita rancang selama ini,” imbuhnya.
Sebagai leading sector dalam penyiapan platform digital Sistem Monev, Feri berharap kepada Diskominfo Luwu Utara agar menyiapkan bangunan infrastrukturnya karena Sistem Monev ini adalah bagian dari sistem monev yang terintegrasi.
“Harapannya ke depan bahwa apa yang sudah dilaporkan oleh Pemda Kabupaten Luwu Utara ini dapat diintegrasikan dengan sistm monev yang sudah ada atau nanti bisa menjadi sistem monev yang sifatnya partisipatif. Saya kira ini harapan kita semua,” pungkasnya.
Untuk diketahui, kegiatan ini bagian dari program Sustainable Farming System in Asian Tropical Landscapes (SFITAL). Dalam konteks pembangunan berbasis komoditas, Luwu Utara dan SFITAL memfasilitasi daerah mengintegrasikan berbagai strategi dan program pembangunan kakao.
Turut hadir dalam pertemuan ini, Arga Pandiwijaya (Geoinformatics Researcher ICRAF Indonesia), Tania Benta (Policy Database Management Researcher ICRAF Indonesia), Adi Hendriatna (Remote Sensing and GIS Assistant) Ni Putu Sekar Trisnaning Laksemi (Climate and Environmental Policy Researcher ICRAF Indonesia) dan M. Subkhi Hestiawan dari Cacao Assosiate Rainforrest Alliance. (lh/jal)