MAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID.Salah satu icon komoditi Kabupaten Luwu Utara (Lutra) Sulawesi Selatan adalah Sagu.Sagu selama ini dikenal sebagai bahan dasar dalam berbagai pembuatan kue-kue tradisional masyarakat Luwu.
Bagi pencinta menu berbahan Sagu namun tak ingin repot-repot membuatnya,semua bisa dinikmati di hotel berbintang seperi Hotel Claro yang Sabtu (15/01) kemarin launching menu weekend dengan titel “Sagu Day” yang menampilkan kue berbahan dasar Sagu seperti kue-kue kering berbahan dasar Coklat dan Sagu.Kue tradisional Kaddo Bo’ddong,Ongo-Ongol ada Kapurung yang bisa menjadi pengganti nasi dan masih banyak lagi kue-kue lezat Sagu lainnya.
Sagu Day merupakan ide dari Bupati Lutra Indah Putri Indriani yang langsung direspon oleh General Manager Hotel Claro Makassar Anggiat Sinaga saat melakukan MOU di Unhas beberapa waktu lalu.
Anggiat Sinaga dalam jumpa persnya mengaku memilih Sagu dalam tema weekendnya karena Sagu memiliki banyak kandungan baik dan bagus untuk kesehatan.
“Dari sisi ekonominya,tentunya dengan adanya tema Sagu Day ini maka membangkitkan ekonomi masyarakat petani Luwu yang sebagian menjadikan Sagu sebagai mata pencaharian mereka.
kita berharap hotel lain setiap Weekend ada sajian Sagu Corner karena ini juga untuk mengangkat kearifan dan kekuatan lokal seperti Makassar,”ungkapnya.
Hal yang sama dikatakan Indah Putri Indriani dimana Sagu adalah komoditi unggulan Luwu dan sudah menjadi tugas pemerintah Luwu untuk menjaga dan melestarikan keberadaan sagu.
“Saya kira dengan adanya Sagu Day ini akan memberikan motivasi pada petani Sagu untuk menanam,menjaga dan melestarikan pohon Sagu dimana Sagu sudah ada sebelum Nasi menjadi makanan pokok masyarakat Luwu,”kata Indah.
Apalagi kata dia Sagu tersebut mengandung banyak manfaat yang bagus untuk kesehatan karena rendah gula dan kalori.
Diketahui pula Sagu telah diteliti oleh Bapelintang dan mengatakan kalau ada
18 Daerah Kabupaten/Kota di Sulsel termasuk beberapa provinsi di Indonesia sepakat agar Sagu dimanfaatkan lebih luas lagi ditengah-tengah masyarakat karena
bermanfaat dan bernilai ekonomi.
Dijelaskan Sagu Luwu Utara sendiri jika sudah panen dari bisa menghasilkan 700 KG perpohon dengan lama masa tumbuh tujuh sampai dengan sepuluh tahun.
“Jadi varietas Sagu di Lutra ini menjadi komoditas unggulan petani untuk itu terbitlah kebijakan kami dengan menjadikan Sagu sebagai identitas Luwu Utara artinya ketika Sagu hilang maka hilang pula Luwu Utara dimana pohon Sagu adalah lambang Lutra.
Agar masa tumbuh bisa lebih cepat dari biasanya maka Budidaya Sagu mulai digalakkkan untuk menjaga kelestarian Sagu dan karena tingginya permintaan.
“Insha Allah Sagu akan kita ekspor ke Jepang sesuai keinginan Kementrian Pertanian dan permintaan negeri sakura tersebut dimana Jepang merupakan negara yang menjadi konsumen kita.Sebelumnya khan ada Malaysia dari situlah kami terinspirasi agar petani termotivasi menanam Sagu agar kita juga dilirik Jepang sebagai salah satu negara penghasil Sagu,”jelas Indah.
Disebutkan Indah mayoritas masyarakat Luwu hidup sebagai Petani Sagu dengan adanya Sagu masuk hotel seperti hotel Claro merupakan salah satu bentuk dukungan Claro terhadap pemerintah Luwu khususnya dalam bidang perkebunan Luwu dan petani luwu.
Anggiat Sinaga selaku Ketua DPD PHRI Sulsel bakal menggerakkan hotel lain agar menjadi Sagu sebagai salah satu menu favorit saat weekend sekaligus
mendorong hotel-hotel lain untuk lebih kreatif.(ninaannisa)