MAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID.Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan pilar penting perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07%. Sementara dari sisi ketenagakerjaan, UMKM menyerap 97% dari total tenaga kerja.
Di sisi lain, pengembangan UMKM di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Akses pasar yang terbatas, kurangnya daya saing, hingga minimnya pemanfaatan teknologi merupakan beberapa faktor penghambat.
Adopsi digitalisasi sistem pembayaran dapat mendorong pengembangan UMKM. Perkembangan teknologi global telah mendorong tren digitalisasi dalam berbagai transaksi ekonomi masyarakat. Sementara itu, pandemi Covid-19 turut mengakselerasi perubahan perilaku transaksi masyarakat, khususnya dari tunai menjadi non-tunai.
Perubahan tren dan perilaku ini tentunya harus bisa diadopsi oleh pelaku UMKM, salah satunya melalui digitalisasi sistem pembayaran UMKM.
Direktur Plt. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan Iwan Setiawan menyebutkan berdasarkan data Bank Indonesia, perubahan tren dan perilaku transaksi pembayaran masyarakat ini tercermin dari peningkatan signifikan transaksi non-tunai di Sulawesi Selatan pada triwulan II 2021, baik dari sisi volume maupun nominal. Volume transaksi menggunakan ATM/Debit meningkat 27% (year on year) dari 36,08 juta transaksi (Tw II 2020) menjadi 45,56 juta transaksi (Tw II 2021).
Adapun nominal transaksi meningkat 33% (yoy) dari Rp40,18 Triliun (Tw II 2020) menjadi Rp53,56 Triliun (Tw II 2021). Sementara itu, volume transaksi uang elektronik meningkat 95,8% (yoy) dari 7,56 juta transaksi (Tw II 2020) menjadi 14,8 juta transaksi (Tw II 2021).
Nominal transaksi meningkat 128,7% (yoy) dari Rp534,15 Milyar (Tw II 2020) menjadi Rp1,22 Triliun (Tw II 2021).
“Kami senantiasa mendukung digitalisasi sistem pembayaran UMKM di Sulawesi Selatan. Dalam rangka memanfaatkan peluang dan tren di bidang sistem pembayaran, sekaligus mewujudkan UMKM GO DIGITAL di Sulawesi Selatan, Bank Indonesia terus mensosialisasikan dan mendorong penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk transaksi pembayaran UMKM.
Seperti diketahui QRIS merupakan standar QR Code pembayaran untuk sistem pembayaran Indonesia yang dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).
Standarisasi penggunaan QR Code ini dilakukan untuk menciptakan inklusi finansial, termasuk di dalamnya untuk mendukung pelaku UMKM.
“QRIS merupakan solusi pembayaran digital UMKM. Secara nasional, terdapat sekitar 7,4 juta pelaku UMKM yang telah menggunakan QRIS, dimana sekitar 220 ribu diantaranya merupakan pelaku UMKM di wilayah Sulawesi Selatan,”jelasnya.
Dengan menggunakan QRIS kata dia UMKM dapat menerima pembayaran secara non-tunai dari berbagai penyelenggara sistem pembayaran, baik bank maupun non-bank.
Disebutkan bahwa QRIS juga menjadi solusi perluasan kanal pembayaran yang Cepat, Mudah, Murah, dan Handal bagi UMKM.
Bagi masyarakat/pembeli dan pelaku UMKM, QRIS memiliki karakteristik UNGGUL, yang merupakan singkatan dari
•UNiversal
QRIS dapat menerima pembayaran aplikasi pembayaran apapun yang menggunakan QR Code, jadi pembeli tidak perlu memiliki berbagai macam aplikasi pembayaran.
•GampanG
Bagi pembeli: Mudah, tinggal scan dan klik, bayar.
Bagi UMKM: Mudah, tidak perlu memajang banyak QR Code, cukup satu QRIS yang dapat dipindai menggunakan aplikasi pembayaran QR apapun.
•Untung
Bagi pembeli: Dapat menggunakan akun pembayaran QR apapun untuk membayar.
Bagi UMKM: Cukup punya minimal 1 akun untuk menerima semua pembayaran QR Code.
•Langsung
Pembayaran dengan QRIS langsung diproses seketika. Pembeli dan pelaku UMKM langsung mendapat notifikasi transaksi.
“Kami dari Bank Indonesia terus melakukan sosialisasi dan kerjasama dalam rangka mendorong penggunaan QRIS oleh masyarakat dan para pelaku UMKM di Sulawesi Selatan. Berbagai sinergi terus dilakukan oleh Bank Indonesia bersama dengan kalangan pelaku usaha, akademisi, pemerintah, kelompok komunitas, media massa, maupun pemangku kepentingan lainnya dalam rangka mengakselerasi ekosistem ekonomi dan keuangan digital di Sulawesi Selatan,”sebutnya.
Pihaknya juga berharap lewat Qris akan tercipta ekosistem penggunaan pembayaran sistem digital yang inklusif dan merata, baik kepada para pelaku UMKM maupun seluruh lapisan masyarakat.