Mamuju.daulatrakyat.id- Pekan Olahraga Nasional ( PON ) XX dijadwalkan akan digelar pada 20 Oktober 2021 hingga 4 Nopember 2021 di Jayapura mendatang.
Para atlet seluruh indonesia dipastikan akan ikut berlaga pada PON ke 20 itu, termasuk atlet dari Provinsi Sulbar. Lalu, seperti apa kesiapan para atlet sulbar ini?
Eks Wakil Ketua Bid Prestasi KONI Sulbar Rizal Sirajuddin sedikit agak pesimis. Mengingat, sulbar baru saja dilanda gempa bumi dan pandemi covid-19.
Kondisi ini, sebut Rizal sedikit akan mempengaruhi performance para atlet .”Sekalipun Sulbar meraih medali emas 1 atau 2, posisi Sulbar tidak akan bergeser diurutan ke 34. Ini analisa saya karena terlalu banyak persoalan yang di hadapi Atlet kita,” ungkap Rizal saat dimintai tanggapannya di salah satu grub watshap, Jumat, 13 Agustus 2021.
Rizal berpandangan, masalah atlet sepertinya tak lepas dari peran KONI dalam mensupport secara finansial bagi para atlet.
“Jadi kalau saya biarkan dulu pejabat publik nahkodai Koni Sulbar,” ujarnya.
Sebab, menurut Rizal performance selama 15 tahun perjalanan Koni di Sulbar sampai saat ini kantor pun tidak ada, dari segi kelayakan pembinaan atlet tentu jauh dari harapan, disamping atlet setiap cabor di Sulbar boleh dikatakan sangat minim.
” Yang banyak pemain setiap cabor tapi bukan atlet ,karena berbicara atlet professional harus berdasarkan sport sains, supaya jelas performancenya,” kata Rizal.
Berbicara soal atlet, ujar Rizal sebenarnya ada disetiap sekolah dan kampung, cuman memang para coach itu selalu terbentur masalah dana, namun Ia mencontohkan berdasarkan pengamatannya, seperti peminat tennis dan bulutangkis sangat banyak di Sulbar, tapi itu pemain bukan atlet.
Lagi, Rizal kembali menegaskan soal KONI. Sebaiknya pejabat publik saja dulu yang menahkodai Koni Sulbar, agar keluar dari persoalan yang terjadi sekarang.
“Saya kira banyak pejabat publik mau termasuk saudara- saudara kita di Legislatif,” katanya.
Ditengah ketidakpastian ini, Rizal yakin jika pejabat publik yang diberi amanah, KONI akan bisa membawa perubahan., karena semua terbentur masalah dana.
“Contoh tahun lalu kalau tidak salah kita mengundang semua perbankan dan pengusaha yang ada di Mamuju degan harapan ada semacam CSR atau keinginan membina salah satu cabor ,tapi hasilnya nol alias 1 rupiahpun tidak ada,” pungkasnya.(lim/dr)