Jakarta.daulatrakyat.id- Institut KAPAL Perempuan dengan dukungan dari Kedutaan Inggris Jakarta menginisiasi Radio Darurat Siaga COVID-19 yang dikembangkan melalui Radio Komunitas di daerah terpencil kepulauan Sabutung, Kabupaten Pangkajene, Sulawesi Selatan dan wilayah pegunungan Desa Sukadana, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Sebagai rangkaian memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-76, Institut KAPAL Perempuan dan Digital Access Programme Kedutaan Inggris mengadakan webinar “Keadilan Frekuensi untuk Merdeka Belajar dan Keadilan Gender di Masa Pandemi” pada 12 Agustus 2021.
Dalam keterangan tertulisnya , Direktur Institut Kapal Perempuan Misiyah menyebutkan, acara ini bertujuan untuk menginspirasi daerah lain mengembangkan radio komunitas sebagai media untuk mempromosikan kesetaraan gender dan perlindungan anak, penanganan COVID-19, dan meningkatkan kesadaran vaksinasi.
Misi menyebut, radio komunitas telah memproduksi 201 siaran yang direkam dan disebarkan. Beberapa institusi dan pihak pemerintahan akan bergabung dalam acara ini, termasuk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi; Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Acara ini akan dimoderatori oleh Sonya Helen dari Kompas.
Sejak Oktober 2020, ujar Misi proyek Radio Darurat KAPAL Perempuan telah bekerja mendukung siswa Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas dari komunitas termarginalkan di wilayah terpencil Pulau Sabutung dan Desa Sukadana.
Bahkan, katanya radio ini telah menjangkau 459 siswa dari keluarga miskin yang menghadapi masalah dalam pembelajaran jarak jauh seperti keterbatasan listrik, sinyal internet lemah, dan kelangkaan kepemilikan perangkat.
Dalam catatan Kapal Perempuan, proyek ini telah menjangkau 9.353 penerima manfaat di dua desa, termasuk perempuan, anak-anak, lansia, disabilitas, nelayan, pelaku usaha mikro kecil dan menengah, petani, dan guru.
Proyek ini menurutnya, sudah membantu meningkatkan pendapatan UMKM sebanyak 2 persen, termasuk pendampingan mengakses program bantuan token listrik gratis kepada 500 nelayan, memberikan dukungan kepada korban kasus kekerasan dalam rumah tangga dan pernikahan paksa, meningkatkan kesadaran pentingnya menerapkan protokol kesehatan, dan meluruskan misinformasi terkait keraguan vaksinasi.
Dilain pihak, Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Rob Fenn mengatakan Informasi menguatkan kita. Pemberdayaan, sebut dia adalah hal yang lebih penting pada masa krisis kesehaatan global seperti pandemi saat ini.
Terobosan “Radio Darurat Siaga COVID-19” KAPAL Perempuan telah memberikan informasi yang mengubah hidup masyarakat terpinggirkan terkait isu-isu penting seperti gender, keyakinan vaksinasi, dan mengembangkan usaha kecil. Mereka telah menjangkau siswa yang termarginalkan, penyandang disabilitas, nelayan, UMKM, petani, guru, dan lansia.
Proyek ini, kata Rob telah meraih tanggapan yang luar biasa dari masyarakat dan mendapat dukungan kuat dari otoritas lokal hingga menyediakan ruang khusus untuk siaran.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga memuji konsep ini saat berkunjung ke Nusa Tenggara Barat pada 15 April lalu.
Misipun kembali megaskan, bahwa proyek ini memanfaatkan pendanaan GBP 49.977 dari Digital Access Programme Pemerintah Inggris hingga 30 Oktober 2021.
“Kami berharap baik radio di Sabutung maupun di Lombok dapat terus membagikan pengetahuan terkait isu penting seperti pencegahan pernikahan anak di bawah umur, darurat siaga COVID-19, kekerasan berbasis gender, pendampingan darurat dan pengembangan bisnis untuk perempuan,” kata Misi , Rabu, 10 Agustus 2021.
Kerjasama ini, sambung Misi dapat menghasilkan dukungan dari para pemangku kepentingan untuk memperkuat Radio Darurat Siaga COVID-19 dan Radio Komunitas sebagai media alternatif bagi masyarakat.
“Saya berharap dapat bekerjasama dengan mitra untuk memfasilitasi pengembangan dan percepatan izin radio di daerah terpencil,” pungkasnya.
Dalam catatannya, Misi menyebut sejumlah pemateri akan tampil pada agenda webinar pada 12 Agustus 2021.mendatang.
Adapun tema seperti, “Pendidikan Jarak Jauh Menggunakan Media yang Terjangkau oleh Siswa yang Berada di Pegunungan dan Kepulauan Terpencil” oleh Arief Darmawan, S.T., M.Pd, Subkoordinator Perancangan Aplikasi Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
• Bito Wikantosa, S.S., M. Hum (Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan Kemendes PDTT) akan menyampaikan terkait “Dana Desa untuk Pemberdayaan Masyarakat melalui Radio Komunitas”.
Ir. Geryantika Kurnia, M.Eng, MA, Direktur Penyiaran dari Kementerian Komunikasi dan Informatika akan mendiskusikan “Perijinan Radio Darurat dan Radio Komunitas Non-Komersial untuk pemberdayaan masyarakat”
Jaringan Radio Komunitas JRKI, Sinam Sutarno akan mendiskusikan “Dinamika dan Tantangan Pengembangan Radio Komunitas”
Yang terakhir, KAPAL Perempuan, Direktur Misiyah membahas “Inisiatif Pengembangan Radio Darurat dan Radio Komunitas”
Proyek ini merupakan bagian dari program Pemerintah Inggris melalui Digital Access Programme bertujuan untuk mendukung akses digital yang inklusif, terjangkau, aman, dan terjamin bagi komunitas marginal.
Selain itu, program ini akan memperkuat ekonomi berbasis teknologi digital di Indonesia, membuka pekerjaan terampil, peluang berinvestasi, dan menciptakan jaringan yang dapat memperkuat hubungan Indonesia dan Inggris.(lim/dr)