Oleh : Dr. Muslimin, M.Si
Kurang lebih satu dasawarsa terakhir ini kita menikmati kemajuan teknologi yang begitu pesat perkembangannya, perubahan dan inovasi teknologi nyaris tidak terbendung, hampir semua aspek kehidupan tidak luput dari efek perkembangan teknologi baik yang berhubungan dengan ekonomi, sosial budaya, kesehatan, maupun pendidikan, bahkan hal hal yang berhubungan dengan pelayanan publik tidak bisa dilepaskan dari teknologi itu, semua berhubungan dengan teknologi atau digitalisasi pelayanan.
Pelayanan berbasis digital atau elektronik saat ini menjadi suatu tuntutan dan keharusan bagi semua negara, tuntutan secara global sebab jika menyesuaikan kondisi itu, maka pasti akan ketinggalan dan tidak akan mampu bersaing dengan negara negara lain, dimana teknologi menjadi power yang sangat menentukan. Penggunaan perangkat teknologi melalui perangkat smartpone, gadget, internet sudah menjadi kebutuhan primer bagi banyak kalangan sebab dengan teknologi itu semua menjadi lebih mudah, efektif dan efesien. Ini tentu sangat baik dalam beraktivitas baik formal maupun non formal karena dapat menghemat biaya, waktu, pikiran dan tenaga.
Lalu, bagaimana dengan pendidikan. Dibidang pendidikan juga tidak bisa dilepaskan dengan keberadaan teknologi, saat ini sudah mulai diterapkan e learning yaitu pengajaran yang berbasis teknologi dimana pengajar dan siswa tidak perlu bertatap muka secara langsung, cukup melalui internet, smartpone, gadget semua dengan mudah dapat dilakukan dengan kecanggihan teknologi itu.
Tentu sistem ini perlu terus dikembangkan dengan menyesuaikan kondisi zaman agar dapat sekaligus mengadopsi pola dan model pendidikan karakter bagi peserta didik saat ini, sebab pendidikan karakter pada umumnya lebih efektif dengan tatap muka karena ada nilai nilai karakter yang mesti dipraktekkan dan diteladani oleh para siswa dalam melakukan aktivitas keseharian, tentunya dengan bimbingan para guru.
Di era digital saat ini banyak sekali siswa siswa yang kecerdasannya diatas rata rata, sebagai efek dari teknologi, berbeda dengan zaman dulu yang serba sederhana, serba manual dan konvensional. Anak anak sekarang melek dengan teknologi, penguasaan teknologi sangat baik, mereka rata rata sangat familiar dengan smartpone, gadget, internet dan aplikasi aplikasi teknologi yang lain. Tetapi di balik semua itu, tentu ada juga dampak negatifnya dimana tidak sedikit juga anak anak yang cerdas ini justru salah langka, karena kepintarannya justru di manfaatkan untuk hal hal negatif misal membuat aplikasi aplikasi negatif seperti virus, konten porno dan lain lain.
PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal tent memiiki muatan atau beban yang cukup berat dalam melaksanakan misi yang berkaitan dengan nilai nilai kemanusiaan seperti pikiran, perasaan, kesehatan, kemauan, sosial dan bahkan keimanan atau kepercayaan. Karena seperti itu maka sekolah atau guru tentu dituntut mampu mengelola beban itu dengan baik sebab itu merupakan tugas dan tanggung jawab yang melekat pada mereka.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, seimbang dan sesuai dengan standar kompetensi kelulusan. Dalam konteks itu, maka sekolah atau guru menjadi pihak yang paling strategis dan penting dalam mewujudkan nilai nilai karakter itu, meskipun orang tua dan lingkungannya memiliki andil dan peran yang penting pula.
Sekolah atau guru harus memberikan rasa aman dan keselamatan kepada peserta didik di dalam menjalani masa masa belajarnya, sebab gurulah yang mampu merasakan suasana kebatinan siswa di dalam proses itu di sekolah. Dalam konteks itu, Moh. Surya(1997) berpendapat tentang peranan guru di sekolah sebagai pendidik dan pengajar, yaitu :
- Sebagai pekerja sosial(social worker), yaitu guru harus membetikan pelayanan kepada masyarakat,
- Pelajar dan ilmuwan yaitu seseorang yang senantiasa belajar secara terus menerus untuk mengembangkan penguasaan keilmuannya
- Orang tua, artinya guru adalah wakil orang tua peserta didik bagi setiap peserta didik di sekolah
- Model keteladanan, artinya guru sebagai model prilaku yang harus di contoh oleh peserta didik,
Pendidikan karakter di era digital saat ini tentu sangat penting dan menjadi prioritas utama, sebab dampak negatif yang ditimbulkan juga cukup besar, dimana konten konten negatif sangat mudah di akses oleh anak anak yang tentu secara tidak langsung dapat mempengaruhi jiwa dan sifatnya( karakternya). Untuk mengoptimalkan itu semua, maka tentu manajemen atau pengelolaan sekolah memiliki peran dan andil yang tidak boleh di remehkan. Pengelolaan yang di maksud adalah bagaimana pendidikan karakter itu di rencanakan, dilaksanakan, dan di kendalikan atau di evaluasi dalam kegiatan kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Pengelolaan tersebut antara lain penanaman nilai nilai positif dalam diri siswa, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan kompenen yang terbentuk sejak dini.
Lalu, bagaimana implementasi pendidikan karakter yang tepat di era digital saat ini,,.?. Pertanyaan sederhana ini cukup rumit mengurainya sebab mengandung makna filosofis yang mendalam. Penerapan pendidikan karakter setidaknya dapat di tempuh melalui beberapa alternatif strategi secara terpadu (Novan Ardi Wiyani, 2012) mengurainya, yaitu :
- Mengintegrasikan seluruh mata pelajaran yaitu pengembangan nilai nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran,
- Menerapkan keteladanan yaitu pembiasaan keteledanan dalam bentuk prilaku sehari hari dgn tindakan tindakan yang baik, misalnya disiplin,kebersihan,kerapian,kasih sayang, kesopanan,jujur dan kerja keras.
- Pembiasaan rutin, yaitu pembinaan rutin dengan kegiatan sehari hari, misalnya upacara bendera, berdoa bersama,senam,dan bersih bersih lingkungan.
Pendidikan karakter merupakan upaya sadar dan sungguh sungguh dari seorang guru kepada siswanya untuk mengajarkan “nilai” kepada siswanya. Dan individu yang berkarakter baik adalah individu yang berusaha melakukan hal hal yang terbaik terhadap dirinya, orang lain, lingkungannya, bangsa dan negaratermasuk terhadap Tuhan yang Maha Esa serta dunia secara umum dengan mengoptimalkan potensi dirinya.
Masa depan bangsa ini tentu tidak bisa dipisahkan dengan karakter generasinya sebab semakin baik karakter generasinya, maka di yakini bahwa masa depan bangsa ini akan semakin baik pula. Dan optimisme itu harus ada.
( direktur eksekutif Lentera Edukasi)