IMAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID. Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Sulawesi Selatan berkomitmen dalam mendorong pertumbuhan keuangan syariah sebagai sumber ekonomi baru. Salah satu upaya penguatan yang dilakukan yakni melalui keberadaan pesantren.
Kepala BI Sulawesi Selatan Rizki Ernadi Wimanda mengatakan salah satu upaya yang dilakukan adalah keberadaan pesantren yang diimplementasikan dengan mendukung program-program pengembangan bisnis dan ekonomi di pesantren melalui kolaborasi bersama Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren atau Hebitren Indonesia.
“Kami tentunya akan memberikan dukungan melalui pemberian stimulus kepada pesantren-pesantren yang ada. Misalnya, untuk rapat program kita fasilitas, termasuk program-program yang mereka usung. Intinya kami akan sangat mendukung kemandirian dari pesantren,”ujarnya.
Menurut Rezky saat menghadiri Pengukuhan Pengurus Hebitren Sulsel, dalam rangkaian Forum Ekonomi Syariah (FES) 2025 bertajuk “Strategi Mendorong Ekonomi dan Keuangan Syariah Sebagai Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru”, di Kantor BI Sulsel, Senin (24/3/2025).
Adapun jumlah pesantren yang sudah menjadi binaan BI yakni 15 pesantren di Sulawesi Selatan.BI Sulsel siap memberikan dukungan terhadap program-program Hebitren. Baik secara nasional, maupun di tingkat provinsi.Pesantren tersebut siap mandiri tanpa donatur.
“Melalui organisasi Hebitren ini kita bisa melihat bahwa pesantren itu harus mandiri dengan melakukan bisnis, dan mengembangkan ekonomi bisnis seperti yang diungkapkan tadi oleh beberapa pesantren yang hadir,” jelasnya.
Disebutkan Rezky beberapa dari pesantren yang tergabung dalam Hebitren saat ini telah mengelola berbagai bisnis. Mulai dari bisnis properti, restoran, laundry, dan lainnya.
“Makanya kita juga harapkan pesantren-pesantren yang ada di Sulawesi Selatan yang bergabung dengan Hebitren Sulsel bisa menjadikan hal tersebut sebagai contoh yang baik. Punya usaha dan mandiri sehingga tidak bergantung,” terangnya.
Hal lainnya yang akan didorong BI Sulsel dalam pertemuan ini yaitu mengsertifikasi seluruh Rumah Potong Hewan (RPH) yang ada di Sulawesi Selatan.
Diketahui pada periode 2025 ini BI akan kembali bekerjasama dengan Halal Center dan Dinas Peternakan untuk meminta masukan dan informasi tentang data-data RPH yang akan dibantu mendapatkan sertifikasi halal.
“Tahun lalu kita mengsertifikasi halal tiga RPH, kemudian di 2025 ini kita akan evaluasi lagi dan tentunya kita akan kerjasama dengan Halal Center dan dinas peternakan terkait RPH mana yang kita bantu untuk sertifikasi halal,”jelasnya.
Ketua Umum DPP Hebitren KH. M Hasib Wahab Chasbullah menambahkan Hebitren ini merupakan perkumpulan yang terdiri dari sekitar 110 pesentran di Indonesia, serta menjadi satu-satunya organisasi pesantren yang mengurusi usaha-usaha dan bisnisnya.
“Kita ingin bagaimana perkumpulan ini bisa menjadi ekosistem dalam pemberdayaan ekonomi dan bisnis pesantren yang kami anggap juga dapat mendorong sektor perekonomian syariah di masa mendatang,” ungkapnya.
Sebab, saat ini kondisi perekonomian syariah di Indonesia masih dinilai sangat lambat pertumbuhannya atau masih sekitar 8 persen. Sementara, Indonesia memiliki potensi yang cukup besar dalam mengembangkan pertumbuhan sektor ekonomi syariah
“Melalui pesantren ini kita berharap dapat menjadi akses dalam mendorong sistem syariah lebih cepat berkembang dan menjadi alternatif di Indonesia. Jadi selain sistem ekonomi konvensional, sistem ekonomi syariah juga mendapatkan peran yang besar,”pungkasnya.